Ikatan Akademisi Pendidikan Non-formal Indonesia IKAPENFI

EKSISTENSI PENDIDIKAN NONFORMAL DI INDONESIA UNTUK PENGUATAN BUMDES DAN PENDAMPING DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dr. M. Ishaq, M.Pd (Dosen PNF FIP Universitas Negeri Malang)

EKSISTENSI PENDIDIKAN NONFORMAL DI INDONESIA
UNTUK PENGUATAN BUMDES DAN PENDAMPING DESA
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dr. M. Ishaq, M.Pd
(Dosen PNF FIP Universitas Negeri Malang)

Pendahuluan
Pendidikan nonformal di Indonesia merupakan komponen integral dari sistem pendidikan nasional yang berperan penting dalam mengatasi kesenjangan pendidikan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum sepenuhnya terakomodasi oleh pendidikan formal. Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas dan adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi dinamika sosial dan ekonomi yang cepat berubah. Artikel ini membahas peran pendidikan nonformal dalam pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan pendamping desa serta potensi pengembangannya melalui kemitraan strategis dan pemanfaatan teknologi.

Konsep Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diartikan sebagai sistem pendidikan di luar pendidikan formal yang diselenggarakan secara terstruktur dengan tujuan memberikan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Coombs dan Ahmed (1974), pendidikan nonformal menawarkan alternatif yang lebih responsif terhadap kebutuhan spesifik masyarakat, terutama bagi mereka yang terpinggirkan dari sistem pendidikan formal. Fokus pada keterampilan praktis, pemberdayaan komunitas, dan inklusi menjadikannya relevan dalam konteks pemberdayaan ekonomi desa dan penguatan kapasitas pendamping desa.

Peran Pendidikan Nonformal dalam Penguatan BUMDES
BUMDES merupakan lembaga yang diharapkan dapat memperkuat ekonomi desa melalui pengelolaan usaha berbasis komunitas. Pendidikan nonformal dapat memainkan peran krusial dalam hal ini dengan menyediakan pelatihan dan pendidikan yang berorientasi pada pengembangan keterampilan manajerial, teknis, dan kewirausahaan. Rogers (2004) dan Schugurensky (2000) menunjukkan bahwa pendidikan nonformal dapat meningkatkan keterampilan manajerial dan teknis yang dibutuhkan oleh pengelola BUMDES. Program-program pelatihan berbasis nonformal dapat mencakup: Pelatihan Manajerial: Mengajarkan keterampilan manajerial dasar seperti perencanaan bisnis, pengelolaan keuangan, dan strategi pemasaran. Kewirausahaan: Menyediakan pengetahuan tentang pengembangan usaha, inovasi produk, dan pemasaran. Keterampilan Teknis: Menawarkan pelatihan dalam keterampilan teknis spesifik sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDES, seperti pertanian, kerajinan, atau teknologi.

Peran Pendidikan Nonformal dalam Penguatan Pendamping Desa
Pendamping desa memegang peranan penting dalam mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan desa. Pendidikan nonformal dapat memperkuat kapasitas mereka melalui beberapa pendekatan kunci. Pertama, pelatihan kepemimpinan dapat memberikan keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang diperlukan untuk meningkatkan keefektifan pendampingan. Selain itu, peningkatan pengetahuan lokal sangat penting, dengan mengajarkan pendekatan berbasis komunitas dan teknik pemberdayaan masyarakat yang relevan dengan konteks lokal. Terakhir, teknologi dan inovasi juga memainkan peran penting; pendidikan nonformal dapat mengajarkan penggunaan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan keefektifan pendampingan dan pengelolaan program, memungkinkan pendamping desa untuk lebih efisien dalam menjalankan tugasnya dan menghadapi tantangan yang ada.

Dukungan Pemerintah dan Kemitraan Strategis
Keberlanjutan pendidikan nonformal dalam konteks pemberdayaan masyarakat memerlukan dukungan dari pemerintah serta kemitraan strategis. Dukungan pemerintah sangat penting, terutama dalam bentuk kebijakan yang mendukung pendidikan nonformal, seperti pendanaan dan regulasi. Alokasi dana yang memadai untuk program-program pendidikan nonformal, yang mendukung BUMDES dan pendamping desa, adalah salah satu aspek penting dari dukungan ini. Selain itu, pengembangan regulasi dan kebijakan yang mendukung integrasi pendidikan nonformal dengan program pemberdayaan desa dapat memperkuat keefektifan dan keberlanjutan program. Kemitraan yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat juga krusial untuk memperluas jangkauan dan dampak program pendidikan nonformal. Kolaborasi ini dapat membantu mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan keberhasilan program dalam mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat. Keberlanjutan pendidikan nonformal dalam konteks pemberdayaan masyarakat memerlukan dukungan dari pemerintah serta kemitraan strategis. Dukungan pemerintah sangat penting, terutama dalam bentuk kebijakan yang mendukung pendidikan nonformal, seperti pendanaan dan regulasi. Alokasi dana yang memadai untuk program-program pendidikan nonformal, yang mendukung BUMDES dan pendamping desa, adalah salah satu aspek penting dari dukungan ini. Selain itu, pengembangan regulasi dan kebijakan yang mendukung integrasi pendidikan nonformal dengan program pemberdayaan desa dapat memperkuat keefektifan dan keberlanjutan program. Kemitraan yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat juga krusial untuk memperluas jangkauan dan dampak program pendidikan nonformal. Kolaborasi ini dapat membantu mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan keberhasilan program dalam mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat.Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Nonformal
Teknologi menawarkan peluang signifikan untuk memperluas akses dan meningkatkan keefektifan pendidikan nonformal. Anderson dan Shattuck (2012) menunjukkan bahwa teknologi dapat memperluas akses pendidikan dan meningkatkan pembelajaran jarak jauh. Dalam konteks pendidikan nonformal, teknologi dapat dimanfaatkan dalam beberapa cara. E-learning, misalnya, memungkinkan penyediaan kursus online dan pelatihan jarak jauh yang dapat diakses oleh pengelola BUMDES dan pendamping desa dari lokasi mana pun. Selain itu, platform kolaborasi digital dapat digunakan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara komunitas, memfasilitasi diskusi dan pembelajaran bersama secara virtual. Aplikasi mobile juga berpotensi besar, dengan kemampuan untuk menawarkan pelatihan dan informasi terkait pengelolaan usaha serta pemberdayaan masyarakat langsung melalui perangkat mobile, sehingga mempermudah aksesibilitas dan penggunaan informasi yang relevan.

Kesimpulan dan Rekomendasi
Pendidikan nonformal memiliki peran strategis dalam penguatan BUMDES dan pendamping desa di Indonesia. Dengan pendekatan yang adaptif dan relevan, serta dukungan dari pemerintah dan kemitraan strategis, pendidikan nonformal dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemberdayaan masyarakat. Pemanfaatan teknologi juga dapat meningkatkan akses dan keefektifan program-program pendidikan nonformal. Untuk masa depan, Ikatan Akademisi Pendidikan Nonformal Indonesia (IKAPENFI) harus memperluas kontribusinya melalui integrasi teknologi dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dukungan yang berkelanjutan dari semua pihak akan memastikan keberhasilan program-program ini dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi pemberdayaan masyarakat.

Referensi
Anderson, T., & Shattuck, J. (2012). Design-based research: A decade of progress in education research? Educational Researcher, 41(1), 16-25.
Coombs, P. H., & Ahmed, M. (1974). Attacking Rural Poverty: How Nonformal Education Can Help. Johns Hopkins University Press.
Rogers, E. M. (2004). Diffusion of Innovations (5th ed.). Free Press.
Schugurensky, D. (2000). The role of informal education in fostering social change. In D. Schugurensky (Ed.), Informal Education and the Role of Community (pp. 71-89). Palgrave Macmillan.

Kabar Sekolah Lainnya